Ticker

6/recent/ticker-posts

Siswi SMP di Kecamatan Karang Jaya Alami Perundungan

Bens Indonesia, Muratara - Publik Muratara dibuat geram setelah beredarnya sebuah video yang memperlihatkan aksi Perundungan/Bullying yang dilakukan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan. 

Tak ayal, postingan video dari salah satu akun Facebook pada Kamis petang langsung ditonton puluhan ribu pengguna Facebook, diikuti ribuan komentar dan ratusan kali dibagikan. 

Dalam video tersebut, He terduga Pelaku Bully menyerang korban inisial C secara sporadis, dengan menjambak rambut, memukul kepala, wajah, punggung, serta menendang korban yang tak memberikan perlawanan sedikitpun. 

Aksi ini terjadi pada Rabu (15/10/2025) siang sekira pukul 14.00 wib, yang berjarak tak jauh dari sekolah terduga pelaku dan terduga korban. 

Kejadian ini bahkan sempat diabadikan menggunakan kamera ponsel teman terduga pelaku, inisial P. 

Tak hanya itu saja, tindakan Perundungan terhadap terduga korban inisial C terjadi didepan puluhan teman sekolahnya, terlihat dari rekaman video yang viral. 

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, insiden ini disebabkan kesalahpahaman antara terduga pelaku inisial H dan terduga korban inisial C. Ketika itu, terduga pelaku memposting foto dirinya bersama seorang pria di Snap WhatsApp. Sementara terduga korban, merespon snap WhatsApp tersebut dengan mengirim emoticon muntah. Inilah yang diduga menjadi motif terduga pelaku, yang tak terima dengan emoticon yang dikirimkan terduga korban hingga terjadi aksi perundungan. 

Pada Kamis (16/10/2025), pihak sekolah telah memanggil pihak-pihak terkait yang ada di dalam video, dan memediasi. Hingga pemberian sanksi terhadap terduga pelaku inisial H berupa skorsing selama 1 minggu. 

"Kamis pagi sudah kami mediasi, antara H dan C yang sepakat berdamai. Kepada terduga pelaku inisial H, kami berikan sanksi skorsing selama 7 hari. Setelah mediasi itu, sorenya kami menerima video utuh kejadian dan melihat. Betapa terkejutnya kami setelah melihat video itu, dan saya merasa terkhianati. Wajar saja jika pihak keluarga tidak terima perdamaian setelah menonton video itu," jelas Plt Kepsek, Widya Prisetyaningrum. [BN1]

Posting Komentar

0 Komentar